BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Protozoa
merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan
protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di
bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa.
Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel
tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan
kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup
pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke
dalam filum protozoa. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah,
menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu
terdiri dari satu sel tunggal (unisel).
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dari protozoa?
2. Seperti
apakah bentuk tubuh protozoa?
3. Dimanakah
habitat protozoa?
4. Bagaimana
ciri-ciri umum pada protozoa?
5. Apa
yang dimaksud dengan morfologi pada protozoa?
6. Bagaimana
fisiologi protozoa?
7. Bagaimana
adaptasi pada protozoa?
8. Apasajakah
kelas berdasarkan alat gerak pada protozoa?
9.
Apasajakah jenis Infeksi Yang Di Sebabkan Oleh Protozoa?
C. Tujuan
1. Menjelskan
pengertian dari protozoa
2. Mengetahui
bentuk tubuh protozoa
3. Menyebutkan
habitat protozoa
4. Menjelaskan
ciri-ciri umum pada protozoa
5. Menjelaskan
morfologi protozoa
6. Menjelaskan
fisiologi protozoa
7. Menjelaskan
adaptasi pada protozoa
8. Menyebutkan
kelas berdasarkan alat gerak pada protozoa
9.
Menjelaskan jenis Infeksi Yang Di Sebabkan Oleh Protozoa
BAB II
PEMBAHASAN
PROTOZOA
Protozoa
berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya
hewan. Jadi,protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain
protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas
perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop.
Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh
algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang
berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien
komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum
protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak
berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini
merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan
protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar,
dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil,
dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel,
serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
Biasanya
berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah
mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut
flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000
jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan
tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu
terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan
system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja
tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.Bentuk
tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal
bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau
bersilia.
2. Habitat
Protozoa
hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas
dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies
bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat
parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang
kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau
pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang
tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari
zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di
air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula
protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di
dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena
mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena
mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan
lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem
air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh
membransel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan
lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa
memiliki rangka luar ( cangkok ) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi
lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista.
Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus,
badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa
bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa
organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis
makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofir dan cahaya. Selain
itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari
organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa
dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada
persamaannya. Hal ini mungkin protozoa merupakan bentuk peralihan dari bentuk
sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.
3. Ciri-ciri
Protozoa
adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari
Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri
dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan
mitokondria. Ciri-ciri umum :
a. Organisme
uniseluler (bersel tunggal)
b. Eukariotik
(memiliki membran nukleus)
c. Hidup
soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
d. Umumnya
tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
e. Hidup
bebas, saprofit atau parasit
f. Dapat
membentuk kista untuk bertahan hidup
g. Alat
gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella.
Ciri-ciri
prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen,
memiliki membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa
berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa
yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubag-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai
sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan
bakteri dan amuba perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan
adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan
pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti
sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya,
menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian
tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya
setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru
yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada
amuba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau
kurang makan, maka amuba akan membentu kista. Didalam kista amuba dapat
membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan
telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi
dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran
tertentu dia akan membelah diri seperti semula.
4. Morfologi
Protozoa
Semua
protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa
untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.
Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat
berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut
kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista
untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang
menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak
mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur
dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan
fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa
seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si
dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral
untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat
menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam
bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya
dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel
tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu),
flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat
gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke
dalam 4 kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam
Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang
bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat
bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam
Sporozoa. Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the
Society of Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru,
yaitu Sarcomastigophora, Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora,
Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan
Mastigophora digabung menjadi satu kelompok Sarcomastigophora, dan Sporozoa
karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi lima kelas. Contoh
protozoa yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera Monosiga, Bodo,
Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia.
Anggota kelompok Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena,
Paramaecium, dan Stentor. Contoh protozoa kelompok Acetospora adalah genera
Paramyxa. Apicomplexa beranggotakan genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia,
Theileria. Genera Metchnikovella termasuk kelompok Microspora. Genera Myxidium
dan Kudoa adalah contoh anggota kelompok Myxospora.
5. Fisiologi
Protozoa
Protozoa
umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup
pada lingkungan anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan
ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk
metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer
elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan
dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara
fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka
oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran
sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat
masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran
sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga
vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel,
selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan
yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan
anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran
sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh
vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami
pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk
mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan
makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang
tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk
memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel
yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu
silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan,
sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
6. Adaptasi
Sebagai
predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan
microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di
decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting
dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap
makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi
dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut
pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna
makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola.
Sebagai
komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan penting
bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam
transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah
penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania
trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.
Beberapa
protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif
(misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan
hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia
berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen
untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk
bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu
host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani,
tropho = untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh.
Proses mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan
proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebut excystation.
Protozoa
dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa
protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa
menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah
hermaphroditic.
Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R.
Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan malaria atau disentri amuba.
7. Kelas
Berdasarkan Alat Gerak
Protozoa
dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1) Rhizopoda
(Sarcodina),alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki
semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air
tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh
hewan atau manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba. Ektoamoeba
adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas),
contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.Entamoeba adalah
jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca,
Entamoeba coli.
a. Amoeba
proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola
kontraktil.
b. Entamoeba
histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang
disebabkan Shigella dysentriae).
c. Entamoeba
gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi
(Gingivitis).
d. Foraminifera
sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang
mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
e. Radiolaria
sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan
penggosok.
2) Flagellata
(Mastigophora),alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk).Bergerak dengan flagel
(bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk
menangkap makanan.
Dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu :
a. Fitoflagellata
Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya :
Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata.
b. Flagellata
heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania
Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
·
Golongan phytonagellata
- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara
protozoadengan ganggang) - Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara
protozoa dengan ganggang) - Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat
mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik)
·
Golongan Zooflagellata,
contohnya :
- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma
rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) = lalat
Tsetse (Glossina sp.) Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis = tsetse
sungai Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans = tsetse semak -
Trypanosoma cruzl = penyakit chagas - Trypanosoma evansi = penyakit surra, pada
hewan ternak(sapi). - Leishmaniadonovani = penyakit kalanzar - Trichomonas
vaginalis = penyakit keputihan.
3) Ciliata
(Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai
dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai
alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel.Memiliki
2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi
hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi
aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi
untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut
maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella,
Balantidium coli .
Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang
memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang
berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).
Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan
Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi, aseksual dengan membelah
diri, seksual = konyugasi.
Balantidium coli = menyebabkan penyakit diare.
Jenis-jenisnya
antara lain:
a. Plasmodiumfalciparum =
malaria tropika = sporulasi tiap hari
b. Plasmodium
vivax = malaria tertiana = sporulasi
tiap hari ke-3(48 jam)
c. Plasmodium
malariae = malaria knartana = sporulasi
tiap hari ke-4 (72 jam)
d. Plasmodiumovale
= malaria ovale
8. Jenis Infeksi Yang Di
Sebabkan Oleh Protozoa
Penyakit Malaria adalah penyakit
infeksi yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa
parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui
gigitan nyamuk Anopheles.
1) Gejala Penyakit malaria
Masa tunas atau inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari
sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang
dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat atau anemis, hati serta limpa membesar,
air kencing tampak keruh atau pekat karena mengandung Hemoglobin
(Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.
Namun demikian gejala umum yang tampak adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan atau postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak.
Terdapat 4 spesies parasit
malaria:
a.
Plasmodium vivax
b.
Plasmodium
ovale
c.
Plasmodium
falciparum
d.
Plasmodium
malariae
Keempat
jenis spesies tersebut dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit
malaria, namun plasmodium falciparum merupakan penyebab infeksi terbanyak dan
paling berbahaya.
Siklus hidup
parasit malaria berawal ketika seekor nyamuk betina menggigit penderita
malaria. Nyamuk mengisap darah yang mengandung parasit malaria, yang
selanjutnya akan berpindah ke dalam kelenjar liur nyamuk. Jika nyamuk ini
kembali menggigit manusia, maka parasit akan ditularkan melalui air liurnya. Di
dalam tubuh manusia, parasit masuk ke dalam hati dan berkembangbiak
disana. Pematangan parasit berlangsung selama 2-4 minggu, setelah itu
mereka akan meninggalkan hati dan menyusup ke dalam sel darah merah. Parasit
berkembangbiak di dalam sel darah merah dan pada akhirnya menyebabkan sel yang
terinfeksi ini pecah. Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale mungkin akan
tetap berada di dalam sel-sel hati dan secara periodik akan melepaskan parasit
yang matang ke dalam aliran darah, sehingga menyebabkan serangan dari
gejala-gejala malaria. Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae akan
keluar dari hati. Jika infeksi tidak diobati atau diobati tidak sampai tuntas,
maka bentuk Plasmodium falciparum dewasa akan tetap berada di dalam darah
selama berbulan-bulan dan Plasmodiummalariae dewasa tetap berada di dalam darah
selama bertahun-tahun, menyebabkan serangan gejala malaria yang berulang-ulang.
2) Menegakkan Diagnosa Penyakit Malaria
Dengan
adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh Tim kesehatan, maka
akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan darah)
untuk memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada
penderita.
3) Pengobatan Penyakit Malaria
Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari
keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter
akan memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah
pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk
meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan. Sedangkan obat
antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena
harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan
penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan
pemberian Chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya
seperti Artesunate-Sulfadoxine/pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-piperquine,
Artemether-lumefantrine, dan Dihidroartemisinin-piperquine.
Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan
Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan
nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine bila
mengunjungi daerah endemik malaria.
v Disentri
Disentri (sebelumnya dikenal sebagai fluks atau fluks
berdarah) adalah gangguan peradangan usus, terutama usus besar, yang
menghasilkan diare berat yang mengandung lendir dan / atau darah dalam tinja.
Jika tidak diobati, disentri bisa berakibat fatal.
1) Disentri Gejala
dan Komplikasi
Gejala disentri sering termasuk bagian kotoran dan, dalam beberapa kasus,
muntah darah. Frekuensi mendesak untuk buang air besar, volume kotoran berlalu,
dan adanya lendir dan / atau darah tergantung pada parasit yang menyebabkan
penyakit. Setelah pemulihan dimulai, refeeding awal menganjurkan, menghindari
makanan yang mengandung laktosa karena intoleransi laktosa sementara, yang
dapat bertahan selama bertahun-tahun.
2) Penyebab Disentri
Disentri
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau protozoa atau infestasi cacing
parasit, tetapi juga dapat disebabkan oleh iritasi kimia atau infeksi virus.
Dua penyebab yang paling umum adalah infeksi dengan basil dari kelompok
Shigella, dan kutu oleh amuba, Entamoeba histolytica. Ketika disebabkan oleh
basil itu disebut disentri basiler, dan ketika yang disebabkan oleh amuba itu
disebut disentri amuba.
3)
Pengobatan
disentri
Disentri pada
awalnya dikelola dengan menjaga asupan cairan menggunakan terapi rehidrasi
oral. Jika pengobatan ini tidak dapat secara memadai dipertahankan karena
muntah atau diare profuseness, masuk rumah sakit mungkin diperlukan untuk
penggantian cairan intravena. Idealnya, tidak ada terapi antimikroba harus
diberikan sampai mikroskop mikrobiologi dan studi budaya telah mendirikan
infeksi spesifik yang terlibat. Ketika layanan laboratorium tidak tersedia,
mungkin perlu untuk mengelola kombinasi obat, termasuk obat amoebicidal untuk
membunuh parasit dan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri yang terkait.
v
Diare
Diare masih merupakan masalah kesehatan di Asia
Tenggara. Penyakit yang berhubungan dengan diare masih menjadi penyebab
kematian empat sampai lima juta balita di dunia, menduduki tempat ketiga
penyebab terbanyak. Setengah dari kematian anak-anak Asia Tenggara diakibatkan
oleh diare dan infeksi saluran pernafasan.
Paling sedikit ada 20 virus, bakteri, dan protozoa
yang berkembang biak di dalam saluran pencernaan manusia, keluar bersama feses,
transit di lingkungan, dan akhirnya menyebabkan diare pada inang yang baru. Perbedaan tempat
menimbulkan perbedaan sumber daya, epidemiologi, permasalahan kesehatan umum
yang mendasar, ketersediaan air dan makanan yang aman, dan lain-lain.
Diare sebenarnya adalah masalah yang umum walaupun
gejalanya dapat bervariasi dari yang ringan sampai berat. Diare pada anak-anak
biasanya diakibatkan oleh infeksi. Meski demikian, pemberian makanan yang
kurang tepat, gangguan penyerapan, dan gangguan pada usus yang lain dapat pula
menyebabkan diare. Diare biasanya self-limited namun
harus ditangani dengan manajemen yang tepat. Komplikasi paling sering terjadi
adalah dehidrasi (kekurangan cairan).
Diare akut (kurang dari satu minggu) biasanya
disebabkan oleh infeksi dan berkaitan erat dengan kepadatan penduduk,
globalisasi produksi makanan, kontaminasi sumber air, dan pembuangan sampah
yang tidak aman. Virus penyebab diare yang paling sering dikenal adalah
enterovirus. Protozoa yang paling sering menyebabkan diare adalah amoeba. Diare
yang disertai lendir dan darah biasanya disebabkan oleh bakteri, misalnya
Shigella, Salmonella, Campylobacter, Escherichia
coli, Yersinia enterocolitica, Clostridium difficile.
Penting untuk mengenali dehidrasi pada anak dan
bayi, mengingat ini komplikasi yang sering dan paling penting. Selain
dehidrasi, abnormalitas konsentrasi elektrolit (ion-ion), status asam basa
tubuh, dan menyebarnya infeksi ke seluruh tubuh menjadi penyulit diare.
Dehidrasi
sedang ditandai dengan anak/bayi yang nampak sakit, mengantuk, rakus bila
diberi minum, mata cekung, mulut dan lidah yang kering dan nafas yang agak
cepat. Bila kulit perut dicubit, cubitan kulitnya kembali lambat. Bila
ubun-ubun bayi belum menutup, dapat diraba cekung.
Dehidrasi
berat pada anak/bayi ditandai dengan ketidakmampuan untuk minum, sangat
mengantuk sampai tidak sadar, lemah, mata yang sangat cekung, mulut dan lidah
yang sangat kering, dan cubitan kulit perut yang kembali sangat lambat. Nafas
bayi menjadi sangat cepat dan ubun-ubun bila belum menutup teraba sangat
cekung.
Pemberian makanan direkomendasikan sesegera mungkin
sebagai manajemen diare akut karena isi usus diketahui sebagai faktor yang
membantu perbaikan selaput lendir usus segera setelah jejas. Asupan makanan
seperti biasa dalam beberapa jam saat pengembalian cairan atau meneruskan
pemberian makanan selama diare tanpa dehidrasi telah terbukti memperpendek
durasi diare. Pemberian
susu formula yang diencerkan tidak memberikan manfaat dibanding susu formula
dengan konsentrasi yang dianjurkan. Bayi dengan diare yang berat mungkin
membutuhkan susu formula bebas laktosa (ada produk LLM/Low lactose milk dari
merk-merk susu terkenal) sampai kira-kira dua minggu sampai penyembuhan selaput
lendir tercapai. Bayi atau anak yang lebih tua dapat makan sesuai usia seperti
biasa. Pembatasan laktosa juga tidak selalu dibutuhkan.
Dianjurkan pemberian serat dan sereal seperti nasi,
mi, kentang, gandum, dan oat.
Makanan-makanan ini secara umum dapat ditoleransi oleh pasien dengan diare.
Pasien-pasien dengan diare ini juga dapat mengkonsumsi biskuit, pisang, yogurt,
sup, dan sayuran rebus.
ASI
mengandung banyak bahan yang dapat membantu pertubuhan sel-sel di mukosa usus
dan melawan bakteri. Pemberian ASI yang berkelanjutan pada anak dengan diare
memberikan manfaat seperti telah dibuktikan pada berbagai literatur. Oleh
karena itu disarankan untuk tetap memberikan ASI.
Pencegahan tetap hal yang paling vital dalam
manajemen diare. Sangat penting untuk mencegah transmisi organisme penyebab
yang dapat dilakukan dengan cara menangani sanitasi yang baik pada persiapan
dan pemrosesan makanan. Selain itu dapat pula dengan suplai air bersih yang
baik, pasteurisasi susu, higiene tangan, pembuangan limbah dengan baik,
mencegah orang yang terinfeksi untuk menangani makanan maupun memberikan
pelayanan kesehatan, dan mencegah orang yang terinfeksi memakai fasilitas
rekreasi air. Telur dan bahan makanan lain yang sumbernya dari hewan harus
dimasak dengan baik.
Mencuci tangan menggunakan sabun dapat menurunkan
resiko diare sampai dengan 42-47%. Dalamreview yang
dilakukan atas 17 penelitian yang dilakukan di negara-negara berkembang,
disimpulkan bahwa kebiasaan mencuci tangan dengan sabun ini pada akhirnya dapat
menyelamatkan jutaan nyawa.
Penting bagi anda orang tua, guru, atau oom dan
tante untuk mengenali diare sesegera mungkin dan mencegah perburukan ke arah
dehidrasi. Pemberian cairan untuk mengganti yang keluar pada diare dengan
teliti dapat mencegah dehidrasi. Pemberian makanan, susu, dan ASI telah
dijelaskan di atas. Lebih menggalakkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun saat
ada anggota keluarga yang terkena diare sangat bermafaat. Saya juga sering
menyarankan kepada orang tua anak kecil yang terkena diare untuk membatasi
kontak orang lain dengan si sakit, dan mencuci segenap peralatan makan si kecil
dengan air panas. Saran saya ini belum pernah saya jumpai hasil penelitian
kemanfaatannya, hanya sekedar mengolah sendiri dari referensi.
Apabila sudah ada gejala-gejala awal dehidrasi,
segera temui dokter. Dengan penggalian riwayat dan pemeriksaan fisik yang
teliti dibantu beberapa pemeriksaan laboratorium sederhana, dokter lulusan
Indonesia terlatih untuk memberikan cairan pengganti yang tepat. Apabila perlu,
akan diresepkan antibiotik juga
PENUTUP
Assalamualaikum
wr.wb.
Alhamdulillahhirabbil’alamiin,
demikian isi pembahasan dari makalah yang telah kami buat, semoga apa yang
menjadi isi dari makalah ini dapat membantu dalam proses kegiatan belajar
mengajar, dan bermanfaat dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat.
Namun dalam membuat makalah ini kami adalah manusia biasa maka apabila ada
terjadi kesalahan dalam setiap kata, maupun tulisan yang terdapat didalam
makalah ini kami mohon dimaafkan, dan apabila terdapat kritik dan saran kami
harap yang membaca makalah ini dapatmenyampaikannya, dikarenakan hal itu dapat
menjadikan perbaikan kami dalam membuat makalah selanjutnya, insya allah.
Demikian
selesainya makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum
wr.wb.
Tangerang, Maret 2013
penyusun
DAFTAR PUSTAKA
2. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1618351-amoeba/
3. http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/files/2010/01/PROTOZOA.pdf
4. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/18/mengenal-protozoa/
5. http://www.duasociety.co.cc/2009/11/klasifikasi-protozoa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar