Minggu, 01 Desember 2013

PROTOZOA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari protozoa?
2.      Seperti apakah bentuk tubuh protozoa?
3.      Dimanakah habitat protozoa?
4.      Bagaimana ciri-ciri umum pada protozoa?
5.      Apa yang dimaksud dengan morfologi pada protozoa?
6.      Bagaimana fisiologi protozoa?
7.      Bagaimana adaptasi pada protozoa?
8.      Apasajakah kelas berdasarkan alat gerak pada protozoa?
9.      Apasajakah jenis Infeksi Yang Di Sebabkan Oleh Protozoa?

C.     Tujuan
1.      Menjelskan pengertian dari protozoa
2.      Mengetahui bentuk tubuh protozoa
3.      Menyebutkan habitat protozoa
4.      Menjelaskan ciri-ciri umum pada protozoa
5.      Menjelaskan morfologi protozoa
6.      Menjelaskan fisiologi protozoa
7.      Menjelaskan adaptasi pada protozoa
8.      Menyebutkan kelas berdasarkan alat gerak pada protozoa
9.      Menjelaskan jenis Infeksi Yang Di Sebabkan Oleh Protozoa 




BAB II
PEMBAHASAN

PROTOZOA
Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.

                      
1.      Bentuk tubuh
Flagelata

Biasanya berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau bersilia.

2.      Habitat
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membransel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok ) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofir dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa merupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.

3.      Ciri-ciri
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :
a.       Organisme uniseluler (bersel tunggal)
b.      Eukariotik (memiliki membran nukleus)
c.       Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
d.      Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
e.       Hidup bebas, saprofit atau parasit
f.       Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup
g.      Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella.
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen, memiliki membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubag-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentu kista. Didalam kista amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula.

4.      Morfologi Protozoa
Ciliata 


Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa. Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the Society of Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu Sarcomastigophora, Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi lima kelas. Contoh protozoa yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera Monosiga, Bodo, Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia. Anggota kelompok Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor. Contoh protozoa kelompok Acetospora adalah genera Paramyxa. Apicomplexa beranggotakan genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera Metchnikovella termasuk kelompok Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa adalah contoh anggota kelompok Myxospora.

5.      Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkungan anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.

6.      Adaptasi
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola.

Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.

Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebut excystation.

Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic.
 Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan malaria atau disentri amuba.

7.      Kelas Berdasarkan Alat Gerak
Klasifikasi protozoa

Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1)      Rhizopoda (Sarcodina),alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah Amoeba. Ektoamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas), contohnya Ameoba proteus, Foraminifera, Arcella, Radiolaria.Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba histolityca, Entamoeba coli.
a.       Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil.
b.      Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae).
c.       Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut radang gusi (Gingivitis).
d.      Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah globigerina.
e.       Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan untuk bahan penggosok.

2)      Flagellata (Mastigophora),alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk).Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.

Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
a.       Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.Zooflagellata.
b.      Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).Contohnya : Trypanosoma gambiens, Leishmania Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
·         Golongan phytonagellata
- Euglena viridis (makhluk hidup peralihah antara protozoadengan ganggang) - Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) - Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik)
·         Golongan Zooflagellata, contohnya :
- Trypanosoma gambiense & Trypanosoma rhodesiense. Menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vektor (pembawa) = lalat Tsetse (Glossina sp.) Trypanosoma gambiense vektornya Glossina palpalis = tsetse sungai Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans = tsetse semak - Trypanosoma cruzl = penyakit chagas - Trypanosoma evansi = penyakit surra, pada hewan ternak(sapi). - Leishmaniadonovani = penyakit kalanzar - Trichomonas vaginalis = penyakit keputihan.

3)      Ciliata (Ciliophora),alat gerak berupa silia (rambut getar). Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia lebih pendek dari flagel.Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensisntesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun di air tawar. Contoh : Paramaecium caudatum, Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli .

Paramaecium caudatum disebut binatang sandal, yang memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk mengatur kesetimbangan tekanan osmosis (osmoregulator).
Memiliki dua jenis inti Makronukleus dan Mikronukleus (inti reproduktif). Cara reproduksi, aseksual dengan membelah diri, seksual = konyugasi.
Balantidium coli =  menyebabkan penyakit diare.

4)      Apicomplexa (Sporozoa),adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia = Toxopinsma dan Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang.Hidupnya parasit pada manusia dan hewan.Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.

Jenis-jenisnya antara lain:
a.       Plasmodiumfalciparum           =          malaria tropika           =          sporulasi tiap hari
b.      Plasmodium vivax                   =          malaria tertiana            =          sporulasi tiap hari ke-3(48 jam)
c.       Plasmodium malariae              =          malaria knartana          =          sporulasi tiap hari ke-4 (72 jam)
d.      Plasmodiumovale                    =          malaria ovale

8.      Jenis Infeksi Yang Di Sebabkan Oleh Protozoa

1)      Gejala Penyakit malaria 
Masa tunas atau  inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat atau anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh atau pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.

Namun demikian gejala umum yang tampak adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan atau  postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak.

Terdapat 4 spesies parasit malaria: 
a.       Plasmodium vivax
b.      Plasmodium ovale
c.       Plasmodium falciparum
d.      Plasmodium malariae 

Keempat jenis spesies tersebut dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit malaria, namun plasmodium falciparum merupakan penyebab infeksi terbanyak dan paling berbahaya.

Siklus hidup parasit malaria berawal ketika seekor nyamuk betina menggigit penderita malaria. Nyamuk mengisap darah yang mengandung parasit malaria, yang selanjutnya akan berpindah ke dalam kelenjar liur nyamuk. Jika nyamuk ini kembali menggigit manusia, maka parasit akan ditularkan melalui air liurnya. Di dalam tubuh manusia, parasit masuk ke dalam hati dan berkembangbiak disana. Pematangan parasit berlangsung selama 2-4 minggu, setelah itu mereka akan meninggalkan hati dan menyusup ke dalam sel darah merah. Parasit berkembangbiak di dalam sel darah merah dan pada akhirnya menyebabkan sel yang terinfeksi ini pecah. Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale mungkin akan tetap berada di dalam sel-sel hati dan secara periodik akan melepaskan parasit yang matang ke dalam aliran darah, sehingga menyebabkan serangan dari gejala-gejala malaria. Plasmodium falciparum dan Plasmodium malariae akan keluar dari hati. Jika infeksi tidak diobati atau diobati tidak sampai tuntas, maka bentuk Plasmodium falciparum dewasa akan tetap berada di dalam darah selama berbulan-bulan dan Plasmodiummalariae dewasa tetap berada di dalam darah selama bertahun-tahun, menyebabkan serangan gejala malaria yang berulang-ulang.

2)      Menegakkan Diagnosa Penyakit Malaria 
Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh Tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan darah) untuk memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita. 

3)      Pengobatan Penyakit Malaria 
Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan. Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian Chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya seperti Artesunate-Sulfadoxine/pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-piperquine, Artemether-lumefantrine, dan Dihidroartemisinin-piperquine.

4)      Upaya Pencegahan Penyakit Malaria 
Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.

v  Disentri
Disentri (sebelumnya dikenal sebagai fluks atau fluks berdarah) adalah gangguan peradangan usus, terutama usus besar, yang menghasilkan diare berat yang mengandung lendir dan / atau darah dalam tinja. Jika tidak diobati, disentri bisa berakibat fatal.
1)      Disentri Gejala dan Komplikasi
Gejala disentri sering termasuk bagian kotoran dan, dalam beberapa kasus, muntah darah. Frekuensi mendesak untuk buang air besar, volume kotoran berlalu, dan adanya lendir dan / atau darah tergantung pada parasit yang menyebabkan penyakit. Setelah pemulihan dimulai, refeeding awal menganjurkan, menghindari makanan yang mengandung laktosa karena intoleransi laktosa sementara, yang dapat bertahan selama bertahun-tahun.
2)      Penyebab Disentri
Disentri biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau protozoa atau infestasi cacing parasit, tetapi juga dapat disebabkan oleh iritasi kimia atau infeksi virus. Dua penyebab yang paling umum adalah infeksi dengan basil dari kelompok Shigella, dan kutu oleh amuba, Entamoeba histolytica. Ketika disebabkan oleh basil itu disebut disentri basiler, dan ketika yang disebabkan oleh amuba itu disebut disentri amuba.
3)      Pengobatan disentri
Disentri pada awalnya dikelola dengan menjaga asupan cairan menggunakan terapi rehidrasi oral. Jika pengobatan ini tidak dapat secara memadai dipertahankan karena muntah atau diare profuseness, masuk rumah sakit mungkin diperlukan untuk penggantian cairan intravena. Idealnya, tidak ada terapi antimikroba harus diberikan sampai mikroskop mikrobiologi dan studi budaya telah mendirikan infeksi spesifik yang terlibat. Ketika layanan laboratorium tidak tersedia, mungkin perlu untuk mengelola kombinasi obat, termasuk obat amoebicidal untuk membunuh parasit dan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri yang terkait.

v  Diare
Diare masih merupakan masalah kesehatan di Asia Tenggara. Penyakit yang berhubungan dengan diare masih menjadi penyebab kematian empat sampai lima juta balita di dunia, menduduki tempat ketiga penyebab terbanyak. Setengah dari kematian anak-anak Asia Tenggara diakibatkan oleh diare dan infeksi saluran pernafasan.
Paling sedikit ada 20 virus, bakteri, dan protozoa yang berkembang biak di dalam saluran pencernaan manusia, keluar bersama feses, transit di lingkungan, dan akhirnya menyebabkan diare pada inang yang baru. Perbedaan tempat menimbulkan perbedaan sumber daya, epidemiologi, permasalahan kesehatan umum yang mendasar, ketersediaan air dan makanan yang aman, dan lain-lain.
Diare sebenarnya adalah masalah yang umum walaupun gejalanya dapat bervariasi dari yang ringan sampai berat. Diare pada anak-anak biasanya diakibatkan oleh infeksi. Meski demikian, pemberian makanan yang kurang tepat, gangguan penyerapan, dan gangguan pada usus yang lain dapat pula menyebabkan diare. Diare biasanya self-limited namun harus ditangani dengan manajemen yang tepat. Komplikasi paling sering terjadi adalah dehidrasi (kekurangan cairan).
Diare akut (kurang dari satu minggu) biasanya disebabkan oleh infeksi dan berkaitan erat dengan kepadatan penduduk, globalisasi produksi makanan, kontaminasi sumber air, dan pembuangan sampah yang tidak aman. Virus penyebab diare yang paling sering dikenal adalah enterovirus. Protozoa yang paling sering menyebabkan diare adalah amoeba. Diare yang disertai lendir dan darah biasanya disebabkan oleh bakteri, misalnya Shigella, Salmonella, Campylobacter, Escherichia coli, Yersinia enterocolitica, Clostridium difficile.
Penting untuk mengenali dehidrasi pada anak dan bayi, mengingat ini komplikasi yang sering dan paling penting. Selain dehidrasi, abnormalitas konsentrasi elektrolit (ion-ion), status asam basa tubuh, dan menyebarnya infeksi ke seluruh tubuh menjadi penyulit diare.
Dehidrasi sedang ditandai dengan anak/bayi yang nampak sakit, mengantuk, rakus bila diberi minum, mata cekung, mulut dan lidah yang kering dan nafas yang agak cepat. Bila kulit perut dicubit, cubitan kulitnya kembali lambat. Bila ubun-ubun bayi belum menutup, dapat diraba cekung.
Dehidrasi berat pada anak/bayi ditandai dengan ketidakmampuan untuk minum, sangat mengantuk sampai tidak sadar, lemah, mata yang sangat cekung, mulut dan lidah yang sangat kering, dan cubitan kulit perut yang kembali sangat lambat. Nafas bayi menjadi sangat cepat dan ubun-ubun bila belum menutup teraba sangat cekung.
Pemberian makanan direkomendasikan sesegera mungkin sebagai manajemen diare akut karena isi usus diketahui sebagai faktor yang membantu perbaikan selaput lendir usus segera setelah jejas. Asupan makanan seperti biasa dalam beberapa jam saat pengembalian cairan atau meneruskan pemberian makanan selama diare tanpa dehidrasi telah terbukti memperpendek durasi diare. Pemberian susu formula yang diencerkan tidak memberikan manfaat dibanding susu formula dengan konsentrasi yang dianjurkan. Bayi dengan diare yang berat mungkin membutuhkan susu formula bebas laktosa (ada produk LLM/Low lactose milk dari merk-merk susu terkenal) sampai kira-kira dua minggu sampai penyembuhan selaput lendir tercapai. Bayi atau anak yang lebih tua dapat makan sesuai usia seperti biasa. Pembatasan laktosa juga tidak selalu dibutuhkan.
Dianjurkan pemberian serat dan sereal seperti nasi, mi, kentang, gandum, dan oat. Makanan-makanan ini secara umum dapat ditoleransi oleh pasien dengan diare. Pasien-pasien dengan diare ini juga dapat mengkonsumsi biskuit, pisang, yogurt, sup, dan sayuran rebus.
ASI mengandung banyak bahan yang dapat membantu pertubuhan sel-sel di mukosa usus dan melawan bakteri. Pemberian ASI yang berkelanjutan pada anak dengan diare memberikan manfaat seperti telah dibuktikan pada berbagai literatur. Oleh karena itu disarankan untuk tetap memberikan ASI.
Pencegahan tetap hal yang paling vital dalam manajemen diare. Sangat penting untuk mencegah transmisi organisme penyebab yang dapat dilakukan dengan cara menangani sanitasi yang baik pada persiapan dan pemrosesan makanan. Selain itu dapat pula dengan suplai air bersih yang baik, pasteurisasi susu, higiene tangan, pembuangan limbah dengan baik, mencegah orang yang terinfeksi untuk menangani makanan maupun memberikan pelayanan kesehatan, dan mencegah orang yang terinfeksi memakai fasilitas rekreasi air. Telur dan bahan makanan lain yang sumbernya dari hewan harus dimasak dengan baik.
Mencuci tangan menggunakan sabun dapat menurunkan resiko diare sampai dengan 42-47%. Dalamreview yang dilakukan atas 17 penelitian yang dilakukan di negara-negara berkembang, disimpulkan bahwa kebiasaan mencuci tangan dengan sabun ini pada akhirnya dapat menyelamatkan jutaan nyawa.
Penting bagi anda orang tua, guru, atau oom dan tante untuk mengenali diare sesegera mungkin dan mencegah perburukan ke arah dehidrasi. Pemberian cairan untuk mengganti yang keluar pada diare dengan teliti dapat mencegah dehidrasi. Pemberian makanan, susu, dan ASI telah dijelaskan di atas. Lebih menggalakkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun saat ada anggota keluarga yang terkena diare sangat bermafaat. Saya juga sering menyarankan kepada orang tua anak kecil yang terkena diare untuk membatasi kontak orang lain dengan si sakit, dan mencuci segenap peralatan makan si kecil dengan air panas. Saran saya ini belum pernah saya jumpai hasil penelitian kemanfaatannya, hanya sekedar mengolah sendiri dari referensi.
Apabila sudah ada gejala-gejala awal dehidrasi, segera temui dokter. Dengan penggalian riwayat dan pemeriksaan fisik yang teliti dibantu beberapa pemeriksaan laboratorium sederhana, dokter lulusan Indonesia terlatih untuk memberikan cairan pengganti yang tepat. Apabila perlu, akan diresepkan antibiotik juga




PENUTUP



Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillahhirabbil’alamiin, demikian isi pembahasan dari makalah yang telah kami buat, semoga apa yang menjadi isi dari makalah ini dapat membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan bermanfaat dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Namun dalam membuat makalah ini kami adalah manusia biasa maka apabila ada terjadi kesalahan dalam setiap kata, maupun tulisan yang terdapat didalam makalah ini kami mohon dimaafkan, dan apabila terdapat kritik dan saran kami harap yang membaca makalah ini dapatmenyampaikannya, dikarenakan hal itu dapat menjadikan perbaikan kami dalam membuat makalah selanjutnya, insya allah.
Demikian selesainya makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.





Tangerang, Maret 2013

                                                                                                            penyusun    






DAFTAR PUSTAKA

2.      http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1618351-amoeba/
3.      http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/files/2010/01/PROTOZOA.pdf
4.      http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/18/mengenal-protozoa/
5.      http://www.duasociety.co.cc/2009/11/klasifikasi-protozoa.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar