Minggu, 01 Desember 2013

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Pengertian :
Komunikasi terapetik : adalah proses dimana perawat yang menggunakan pendekatan terencana mempelajari klien. Proses memfokuskan pada klien namun direncanakan,  dipimpin oleh seorang professional (Keltner, Schwecke,dan Bostrom 1991)
Hubungan terapeutik perawat dengan klien  adalah hubungan interpersonal antara perawat dengan klien yang saling mempengaruhi. Klien mencari pertolongan  untuk mengatasi masalahnya dan perawat  memiliki ketrampilan , kemampuan dan sumber untuk mengatasi masalah klien.
Komunikasi terapeutik pada akhirnya menentukan perawat untuk menetapkan hubungan kerja dengan klien dan keluarga. Proses komunikasi sering kali meliputi kemampuan dan komitmen yang tulus pada pihak perawat untuk membantu klien mencapai keberhasilan keperawatan bersama.
Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih positif atau adaptif diarahkan pada pertumbuhan klien yang meliputi :
1.      Realisasi diri , penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan diri. Maksudnya dengan komunikasi terapeutik dengan perawat , diharapkan klien dapat merubah cara pandangnya terhadap penyakitnya, dirinya, dan masa depannya sehingga klien menghargai dan menerima diri apa adanya.
2.      Kemampuan membina hubungan interpersonal  : dengan komunikasi terapeutik  (jujur, terbuka dan menerima klien apa adanya ) diharapkan perawat dapat meningkatkan kemampuan klien membina hubungan saling percaya.
3.      Peningkatan fungsi  dan kemampuan untuk mempunyai tujuan hidup yang realitas.  Peran perawat adalah membimbing klien dalam membuat tujuan yang realistis dan meningkatkan kemampuan klien memenuhi kebutuhan dirinya.
4.      Meningkatkan rasa identitas personal yang jelas dan integritas diri : Identitas personal termasuk status, peran, dan jenis kelamin,
Dalam komunikasi terapeutik ini  perawat berusaha menggali semua aspek kehidupan klien dimasa lalu dan masa sekarang.
Bagaimana cara menjalin hubungan yang terapeutik
Menjalin hubungan terapeutik antara perawat dengan klien adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik sebagai alat sarana utama.
  1. Penggunaan diri secara efektif dalam kehadiran secara fisik .
komunikasi terapeutik :
a, Berhadapan : artinya perawat menghadap kearah klien dengan jujur dan terbuka yaitu sikap tubuh dan wajah menghadap klien
b. mempertahankan kontak mata : kontak mata sangat penting terutama pada awal komunikasi dan pada saat respon klien berkurang
Harus dipertimbangkan budaya dan keyakinan klien dan usia
c. membungkuk kearah klien : Posisi ini menunjukan keinginan untuk mengatakan atau mendengarkan dan menunjukan sikap perawat siap membantu.
d. mempertrahankan sikap terbuka : Tidak melipat kaki, tanganm atau mempertahankan posisi tangan disamping atau dalam posisi terbuka lainnya
e. Tetap rileks : menciptakan lingkungan yang rileks dan menjaga privzcy klien
Perawat harus dapat mengontrol keseimbangan ketegangan dan relaksasi dalam berespon terhadap klien . Jika perawat merasa tegang maka klien akan ikut tegang karena adanya transfer feelings dari perawat ke klien.
  1. kehadiran perawat secara psikologis
    1. Dimensi respon
1)      khlas : Perawat menyatakan melalui keterbukaan , kejujuran , ketulusan, tidak pura-pura
2)      menghargai : perawat menghargai klien apa adanya , tidak menghakimi, tidak mengkritik , mengejek apalagi menghina
3)      Empati
4)      Konkrit ; menggunakan terminologi yang spesifik , tidak abstrak
Kegunaannya : mempertahankan respon klien,  memberi penjelasan yang akurat, sehingga klien tidak bingung mendorong klien
memikirkan masalah yang spesifik.

    1. Dimensi tindakan
1)      Konfrontasi : diperlukan pada klien yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi perilaku belum berubah
2)      Kesegeraan : perawat harus sensitif dengan perasaan klien , berfokus pada interaksi dan hubungan perawat dengan klien saat ini
3)      Misalnya klien mengungkapkan kemarahannya berhubungan dengan penyakitnya maka perawat segera mencari tahu penyebab kemarahannya
4)      Keterbukaan : perawat memberi informasi tentang diri sendiri yang berguna bagi klien , apakah klien dapat belajar dari pengalaman orang lain , apakah waktunya tepat
5)      Emosional katarsis : (curhat) klien menghadapi kesulitan mengungkapkan perasaannya perawat dapat membantu dengan mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien
6)      Bermain peran
Pentingnya menjadi terapeutik :
Perawat yang terapeutik berarti dalam melakukan interaksi dengan klien dapat mempasilitasi proses penyembuhan
Hubungan terapeutik dibangun untuk keuntungan klien sementara hubungan sosial untuk memenuhi kebutuhan kedua belah pihak.
Prinsip dasar komunikasi terapeutik
  1. Hubungan perawat dengan klien adalah hubungan teraputik yang saling menguntungkan dan saling mempengaruhi sebagai hubungan manusia yang bermartabat
  2. Perawat harus menghargai keunikan klien dengan memperhatikan latar belakang budaya, dan keluarga klien
  3. Harus dapat menjaga harga diri perawat dan klien
  4. Hubungan saling percaya sebagai kunci komunikasi terapeutik.

Perbedaan antara social superficiality dan therapeutic intimacy ( Stuart & Sundeen 1995)
Komponen hubungan
Social superficiality
Therapeutik intimacy
Saling membuka diri
bervariasi
Klien membuka diri , perawat membuka diri untuk mendorong tujuan penanganan

Fokus percakapan
Tidak diketahui oleh kedua pihak
Diketahui oleh perawat dan klien

Ketepatan topik
Sosial, bisnis, umum, interpersonal
Pribadi dan relevan untuk perawat dan klien

Hubungan pengalaman dan topik
Ketidak terlibatan dan penggunaan dari pengetahuan yang tidak langsung
Keterlibatan dan penggunaan pengetahuan secara langsung
Orientasi waktu
Masa lalu dan masa depan
Saat ini
Penggunaan perasaan
Saling membagi perasaan yang tidak enak
Klien membagi perasaan , perawat memberi semangat

Penghargaan terhadap individu

Tidak diakui
Diakui penuh
Perpisahan / terminasi
Terbuka - tertutup
Spesifik

Prinsip komunikasi terapeutik : ( Carl Rogers)
  1. Perawat harus mengenal dirinya  sendiri  : berarti menghayati, memahami, nilai yang dianut.
  2. Komunikasi harus saling menerima, saling percaya dan saling menghargai
  3. Perawat harus memahami nilai yang dianut oleh pasen
  4. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasen baik fisik maupun mental
  5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasen memiliki motivasi untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik sehingga mampu memecahkan masalahnya.
  6. Perawat harus dapat menguasai perasaan sendiri
  7. mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsisitensinya.
  8. memahami arti empati sebagai tindakan terapeutik dan sebaliknya simpati bukan tindakan yang terapeutik
  9. kejujuran dan komunikasi terbuka
  10. Perawat mampu berperan sebagai role model
  11. Altruisme artinya mendapat kepuasan dengan menolong orang lain
  12. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin mengambil keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia.
  13. bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain.

FASE-FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Proses komunikasi terapeutik melalui fase atau tahapan  dimulai dari tahap /fase  pra interaksi sampai pada tahap terminasi, 
1. Fase   pra interaksi
Adalah tahap masa persiapan sebelum berhubungan atau komunikasi dengan klien
Tugas perawat pada fase ini :
a.       Mendapatkan informasi tentang klien
b.      Mencari literature yang berkaitan dengan masalah klien
c.       Mengexplorasi perasaan , fantasi, dan ketakutan diri
d.      Menganalisa kekuatan diri dan kelemahan professional diri
e.       Menentukan spesifik data yang akan dicari
f.       Metode yang tepat untuk wawancara
g.      Setting ruang,  waktu,  dan tempat

2. Fase  Orientasi / perkenalan
Adalah kegiatan perawat pada pertemuan pertama dengan klien ,
Tahap orietasi adalah dasar bagi komunikasi selanjutnya, kegagalan tahap ini menjadi kegagalan pada keseluruhan interaksi.
 Tugas perawat pada fase ini adalah :
a.   Membina hubungan saling percaya, dengan  cara memperkenalkan diri menunjukan penerimaan dan komunikasi terbuka. ikhlas, menerima klien apa adanya menepati janji dan menghargai klien.
b.      Menentukan kontrak , hal ini penting untuk kelangsungan komunikasi terapeutik , komponen kontrak meliputi topic ,waktu, tempat, dan jelaskan peran perawat yaitu membantu klien , sedangkan kekuatan dan keinginan untuk berubah ada pada klien sendiri.
c.       Menggali pikiran dan perasaan klien , untuk menemukan masalah klien
d.      Perawat mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya

3. Fase  kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik
a.       Perawat membantu klien mengatasi masalahnya
b.      Perawat dituntut untuk mempunyai kepekaan dan tingkat analisa yang tinggi
c.       Perawat ,membantu klien mengenal masalahnya, cara mengatasinya dan evaluasi cara yang telah dipilih.
d.      Perawat harus peka pada ungkapan klien verbal maupun non verbal.
4. Fase  Terminasi :
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien.Tahap terminasi dibagi  dua yaitu termianasi sementara dan terminasi akhir Terminasi sementara yaitu pada setiap akhir pertemuan sedangkan terminasi akhir yaitu perawat telah selesai melaksanakan asuhan keperawatan pada klien tersebut.
Tugas perawat pada tahap terminasi
a.       Mengevaluasi tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan
b.      Melihat /mengevaluasi keadaan klien secara objektif ( Evaluasi objektif)
c.       Mengevaluasi perasaan klien setelah berinteraksi dengan klien (evaluasi subjektif) dengan menanyakan bagaimana perasaan klien setelah dilakukan tindakan perawatan
d.      Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan (pekerjaan rumah untuk klien)
e.       Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.


Pengembangan konsep helping  Relationship
Karakteristik pribadi seorang helper atau perawat sangat menentukan keberhasilan komunikasi dalam asuhan keperawatan karena instrument yang digunakan oleh perawat pada saat komunikasi dengan klien adalah dirinya sendiri.
Perawat yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan terapeutik mempunyai karakteristik sebagai berikut :
  1. kejujuran : ( Trustworthy) : tanpa ada kejujuran mustahil ada hubungan saling percaya. sikap tidak jujur dari perawat dapat mengakibatkan klien menarik diri, membenci perawat dan merasa dibohongi.
  2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
Perawat  hendaknya menggunakan kata-kata yang mudah dipahami klien, Non verbal perawat harus sesuai derngan verbalnya.
  1. Bersikap positif :
Dapat ditunjukan dengan sikap yang hangat , penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien.
  1. Empati bukan simpati
Perawat yang bersikap empati akan mampu merasakan dan memikirkan permasalahan klien sehingga mampu memberikan alternative pemecahan masalah
  1. Mampu melihat permasaklahan dari kacamata klien
Untuk ini perawat dituntut untuk mampu active listening dan kesabaran dalam mendengarkan semua ungkapan klien
  1. Menerima klien apa adanya
Klien merasa diterima sehingga ia mertasa aman , seorang perawat yang baik tidak akan memandang hina pada klien dan keluarganya
  1. Sensitif terhadap perasaan klien
Seorang perawat hendaknya mempunyai perasaan sensitive terhadap perasaan kliennya , tanpa kemampuan ini hubungan terapeutik dengan klien tidak akan terjalin
  1. Tidak mudah terpengaruh dengan masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri.
Seorang perawat seharusnya mampu membimbing klien untuk melupakan kejadian yang menyakitkan dimasa lalu dan menguatkan koping klien dalam menghadapi masalah yang dihadapi saat ini.


TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK  SECARA VERBAL
  1. Mendengarkan secar aktif :
    1. Pada saat mendengarkan perawat harus menutup diri dari stimulus /rangsangan yang dating dari luar.perawat memandang klien dengan tatapan wajar dan sopan.
    2. Perawat harus memeperhatikan pesan, ungkapan klien baik verbal maupun non verbal
    3. Perawat harus dapat menarik kesimpulan dari apa yang telah diungkapkan klien.
  2. Memulai pembicaraan : Hendaknya jangan langsung kepermasalahan.utamakan keramahan, silkap yang bersahabat
  3. Mengulang pembicaraan : Mengulang kata kata klien dengan kata kata perawat sendiri, ini menggambarkan perawat telah mendengarkan   apa yang telah diungkapkan klien
  4. Menentukan perasaan klien : Perawat harus dapat menentukan perasaan klien sikap klien yang terungkap melalui kata-kata dengan menggunakan  kata-kata perawat
  5. Membagi pengalaman klien : dalam situasi ini perawat hendaknya menyatukan diri dengan klien seakan apa yang dirasakan klien juga dirasakan perawat (empati)
  6. Persetujuan : perawat menyetujui anggapan atau gagasan klien dapat memberikan bantuan moril kepada klien
  7. Dukungan : maksudnya adalah pernyataan perawat guna memberikan dukungan serta dorongan kepada klien agar timbul rasa kepercayaan kepada dirinya sendiri atau untuk menimbulkan rasa simpati
  8. Pembatasan : Perawat perlu membatasi gerak /tindakan klien agar tidak melampaui batas sehingga merugikan diri klien sendiri
  9. Mengajukan pertanyaan : Perawat dapat mengajukan pertanyaan untuk meminta penjelasan tentang keluhannya yang menyangkut keadaan lingkungan dan sebagainya.
  10. memberi saran : hendaknya diakhir pembicaraan
  11. memberikan kesempatan pada klien untuk memilih topic pembicaraan : memberi kesempatan pada klien untuk mengambil inisiatif dalam memilih topic pembicaraan, bila pasen ragu perawat dapat mengarahkan pasen misalnya
“ adakah yang ingin anda bicarakan dengan saya”
” Kelihatannya bapak murung , dapatkah bapak menceritakan apa yang sedang bapak pikirkan”
12. Memberi penghargaan : memberi salam pada pasen, menunjukan keadaan tentang perubahan yang terjadi, menghargai pasen sebagaimana manusia seutuhnya, misalnya
” Selamat siang, pak Amir, saya perhatikan bapak nampak cerah hari ini ”
13 Mengulang kembali : Perawat mengulang sebagian pertanyaan klien dengan menggunakan kalimat sendiri menunjukan bahwa perawat mendengar apa yang diungkapkan klien misalnya  Klien : ” Suster saya tidak dapat tidur sepanjang malamterjaga”
                  Perawat :  ” Apakah bapak mengalami susah tidur ”
  1. Refleksi :mengulang kembali apa yang diungkapkan klien . Refleksi ini memberi kesempatan pada klien untuk memahami sikapnya sendiri misalnya :
Pasen : Apakah menurut suster saya lebih baik dioperasi
Perawat : bagaimanakah menurut bapak apakah lebih baikdioperasi
  1. Klarifikasi : menjelaskan kembali ungkapan pikiran klien agar tidak terjadi salah paham
Pasen : ” Saya dianggap benda mati barangkali, dokter dan perawat  hanya lewat saja
Perawat : ’ Apa yang bapak maksud kami kurang memperhatikan bapak ”
  1. mengarahkan pembicaraan :Perawat membantu pasen memfokuskan pembicaraan agar lebih spesifik dan terarah.
Pasen : ” Saya tidak mau lagi di rawat di rumah sakit
Perawat : Barangkali bapak bisa menjelaskan apa yang bapak alami , sehingga bapak tidak mau lagi dirawat di RS ”
  1. membagi persepsi ;perawat mengungkapkan persepsinya tentang klien dan meminta umpan balik dari klien misalnya
Perawat: ibu nampak lain hari ini kelihatan cantik, barangkali ada tamu istimewa hari ini ”
  1. Diam : Diam yang positif dan penuh penerimaan adalah metode terapetik yang sangat berharga karena dapat memotivasi pasen untuk bicara
  2. memberi informasi : memberi informasi kepada pasen tentang sesuatu yang belum diketahuinya , suatu cara membina hubungan saling percaya misalnya perawat memperkenalkan diri dan memberi informasi tentang peraturan RS (jam berkunjung)
  3. Open Ended Question : pertanyaan terbuka memerlukan jawaban yang luas, bukan jawaban ” ya/tidak, mungkin ”misalnya  : ” selamat pagi pak ada yang bisa saya bantu’
  4. Explorasi : menggali lebih dalam ide-ide, /pengalaman masalah pasen yang perlu diketahui . Banyak pasen yang berbicara hal-hal ringan saja seperti misalnya maukah anda menceritakan lebih lengkap akan hal itu ”
  5. Menolak  : maksudnya melarang klien secara langsung atau terselubung untuk melanjutkan rencana yang merugikan dirinya
  6. Menyimpulkan. : setelah terjadi pembicaraan perawat dapat menyimpulkan apa saja yang disepakati klien

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
  1. Faktor yang menghambat komunikasi terapeutik
    1. Kemampuan pemahaman yang berbeda
    2. Pengamatan /penafsiran yang berbeda karena pengalaman masa lalu
    3. Komunikasi satu arah
    4. Kepentingan yang berbeda
    5. Memberi jaminan yang tidak mungkin
    6. Membicarakan hal yang bersifat pribadi
    7. Menuntut bukti , tantangan serta penjelasan dari klien mengenai tindakan
    8. Memberi kritik mengenai perasaan klien
    9. Terlalu banyak bicara yang seharusnya mendengarkan
    10. Memperlihatkan sifat jemu atau pesimis
2        Upaya meningkatkan komunikasi terapeutik
a.   Pihak komunikator ( perawat )
1)            Harus menguasai metoda / cara penyampaianpesan baik verbal maupun non verbal
2)    Harus bersikap tegas , penuh penerimaan dan penghargaan , jangan menunjukan kesombongan , ragu-ragu dan menunjukan ketidak percayaan dihadapan klien
3)            Dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi selama melakukan komunikasi
4)            Jamgam memaksa budaya sendiri dalam melakukan komunikasi dengan klien
Pesan disampaikan  hendaknya dengan cara :
Ø   Mengulang  pengertian –pengertian pokok
Ø   Mengemukakan ide-ide yang sulit diterjemahkan kedalam kalimat yang dimengerti klien
Ø   Memberi alasan lebih luas bila klien kurang mengerti

b.   Pihak komunikan (Klien)
1)            Diupayakan agar dapat menangkap seluruh pesan yang disampaikan baik verbal maupun non verbal
2)            Sikap /rasa curiga , acuh tak acuh terhadap komunikator harus dihilangkan
3)            Pengalaman klien berpengaruh terhadap proses komunikasi oleh karena itu perlu diperhatikan
4)            Klien yang mempunyai masalah dengan panca indera menjadi hambatan dalam komunikasi harus dicari cara lain
5)            Jarak antara perawat dengan klien 0,4 m sampai 1,2 m
6)            Klien diupayakan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan perawatan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar