Senin, 23 Desember 2013

CARA MENCEGAH-TUNTASKAN DIARE

AYO CEGAH DIARE !



A.    Pengertian Diare
Diare adalah sebuah penyakit dimana penderirita mengalami rangsangan buang air besar encer lebih dari 3 (tiga) kalia atau terus menerus selama sehari dengan/tanda kandungan air yang berlebihan dalam feses.






B.     Penyebab Diare
1.      Infeksi kuman/bakteri : Escherichia coli, Salmonella. 

2.  Makanan : makanan basi, beracun, asam, pedas, atau bersantan secara berlebihan dan alergi terhadap makanan.

C.    Tanda dan Gejala Diare
1.      Sakit perut
2.      Buang air besar encer terus menerus lebih dari 3 kali sehari.
3.      Mual dan muntah
4.      Demam
5.      Badan lesu dan lemah
6.      Kelopak mata cekung
7.      Terkadang ada darah dalam feses



D.    Cara Penanggulangan Pertama Diare
1.      Berikan oralit, bila tidak ada buatlah larutan gula garam.
2.      Bila demam kompreslah dengan air hangat.
3.      Berikan minum yang banyak
4.      Bila diare tidak berkurang, bawalah segera ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit.

E.     Cara Pencegahan Diare
1.      Menjaga kebersihan lingkungan terutama air.
2.      Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
3.      Menjaga kebersihan alat-alat rumah tangga.
4.      Memakanan makanan dan minuman yang sudah dicuci dan dimasak.
5.      Hindari makan makanan yang terlalu pedas dan asam.
6.      Tidak boleh memakan makanan yang berada di jalanan/ jajanan terbuka.
7.      Air minum harus dimasak sampai mendidih.
8.      Menjaga lingkungan sekitar bersih jauh dari adanya lalat.

F.    LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntaskan Diare)

1.      Berikan oralit
Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare.
2.      Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut
Pada saat diare, anak akan kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc mampu menggantikan kandungan Zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare. Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zinc harus tetap dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2 – 3 bulan ke depan. Pemberian zinc selama 10 hari terbukti membantu memperbaiki mucosa usus yang rusak dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh secara keseluruhan.
3.       Teruskan ASI-makan
Jika anak sedang diare, anak harus diberi makan seperti biasa dengan frekuensi lebih sering. Lakukan ini sampai dua minggu setelah anak berhenti diare. Jangan batasi makanan anak jika ia mau lebih banyak, karena lebih banyak makanan akan membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan mencegah malnutrisi.
4.      Berikan antibiotik secara selektif
Setiap anak diare tidak harus diberikan Antibiotik, karena tidak semua kasus diare memerlukan antibiotik. Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Ini sangat penting karena seringkali ketika diare, masyarakat langsung membeli antibiotik seperti Tetrasiklin atau Ampicillin. Selain tidak efektif, tindakan ini berbahaya, karena jika antibiotik tidak dihabiskan sesuai dosis akan menimbulkanresistensi kuman terhadap antibiotik.
5.      Berikan Nasihat pada Ibu/Keluarga
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian Oralit, Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak:
- Buang air besar cair lebih sering
- Muntah berulang-ulang
- Mengalami rasa haus yang nyata
- Makan atau minum sedikit
- Demam
- Tinjanya berdarah

- Tidak membaik dalam 3 hari

Sumber : 
·         Sinta Sasika Novel, Ensiklopedi Penyakit, Yogyakarta: Familia, 2011.
      ·         DepKes RI, DitJen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar