Jumat, 13 Desember 2013

HISTOLOGI KONGESTI

BAB II
PEMBAHASAN
  

A.    Pengertian Kongesti
Kongesti dan hiperemi mempunyai pengertian yang sama bila dilihat dari sudut adanya peningkatan volume darah pada jaringan.
Kongesti adalah keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan (peningkatan jumlah darah) di dalam pembuluh darah pada daerah tertentu.
Kata lain untuk kongesti adalah hiperemia. 

B.     Penyebab Kongesti
1.      Dilatasi arteriol, sehingga mengakibatkan jumlah darah yang masuk lebih banyak.
2.      Penyumbatan pembuluh darah, tepatnya di area kapiler sebagai akibat hambatan aliran darah vena (misal trombus vena).
3.      Kekurangan oksigen.
4.      Obstruksi.

C.     Kongesti Aktif
Timbul jika terjadi dilatasi pembuluh arteriol dan arteri menyebabkan peningkatan aliran darah kedalam jaringan kapiler kapiler yg tidak aktif.
misal :
1.      Organ tubuh yg sedang bergerak aktif.
2.      Kulit yg berwarna kemerahan karena .
3.      Malu
4.      Keadaan panas dan radang
Obstruksi yang dapat menyebabkan kongesti dapat berasal dari lumen, misalnya trombosis atau dari luar lumen seperti tekanan akibat tumor, jaringan parut, hernia, volvulus, dan lain-lain. Pada obstruksi arus balik vena yang berasal dari ekstremitas dapat timbul dari bendungan lokal.


D.    Kongesti Pasif
Jenis kongesti ini lebih sering bersifat kronik. Terjadi bila aliran cairan tubuh  yangmelalui vena mengalami gangguan. Misal pada sianosis, peningkatan hemoglobin darah yang mengalami deoksigenasi.
Berdasarkan waktu serangannya, kongesti pasif dibagi 2, yaitu:
1.   Kongesti pasif akut : berlangsung singkat, tidak ada pengaruh pada jaringan yang terkena.
2.   Kongesti pasif kronis : berlangsung lama, dapat terjadi perubahan- perubahan yang permanen pada jaringan, terjadi dilatasi vena.
Contoh kongesti pasif adalah varises.

E.     Morfologi Jaringan pada Kongesti
Pada potongan jaringan yang mengalami kongesti akan terlihat penuh sel darah dan tampak basah. Kongesti pasif misalnya yang timbul akibat sikap berdiri yang lama, menyebabkan hipoksia kronik. Selanjutnya, bendungan darah yang kurang mengandung oksigen ini dapat menimbulkan degenerasi atau bahkan kematian sel parenkim.
Pada pemeriksaan mikroskopi paru yang mengalami kongesti pasif akut dan kronik, kapiler alveol penuh dengan sel-sel darah. Jika alveol ini mengalami perdarahan sedikit saja atau terjadi pemecahan dan fagositosis sisa-sisa eritrosit akan tampak makrofag yang berisi hemosiderin pada rongga alveol. Makrofag ini dinamakan sel payah jantung (heart failure cell). Indurasi coklat (brown induration) terbentuk akibat pengumpulan cairan edema pada alveol dan jaringan interstisium septum alveol yang mengalami fibrosis ditambah dengan adanya pigmentasi hemosiderin.
Pada gangguan hati yang disebut sebagai hati pala, lobulus sentral berwarna merah-biru, dikelilingi jaringan hati yang tidak mengalami bendungan. Hati pala ini akan dijumpai pada obstruksi kronik vena kava inferior. Pada pemeriksaan mikroskopi, vena sentral dan sinus bengkak dipenuhi sel-sel darah. Gambaran sel hati dapat berbeda untuk kelainan yang tidak sama. Pada hati pala hepatosit sentral seringkali mengalami atrofi sekunder akibat hipoksia kronik. Tetapi pada gagal jantung berat, sel-sel ini akan mengalami nekrosis, yang biasanya disebut sebagai nekrosis hemoragik sentral. Sedangkan hepatosit perifer, yang tingkat hiposianya lebih ringan, mengalami perlemakan.


Kongesti atau hiperemia adalah peningkatan jumlah darah dalam jaringan.
1.      Kongesti Aktif
Merupakan dilatasi arterial dan kapiler.
Terjadi pada latihan dan pada peradangan.

2.      Kongesti Venosa Pasif
Merupakan stasis vena.
Dapat akut atau kronik, setempat atau U.

3.      Kongesti Venosa Akut Pasif
Organ/jaringan merah tua, berisi penuh dengan darah.
a.       Setempat   : Karena abstruksi mendadak dari aliran balik vena (venous return).
Contoh: trombosis vena.
b.      Umum       : Anoksia.
4.      Kongesti Venosa Kronik Pasif
a.       Setempat  : Disebabkan obstruksi vena yang lama dengan atau tanpa trombosis. Terjadi karena pembesaran lomfonodul, tumor, massa lain yang menekan vena.
b.      Umum      : Pada kegagalan jantung kronik.

1.1. Perubahan organ pada kongesti venosa pasif:
Kongesti ringan à hiperemia.
Lebih berat atau lama à anoksia jaringan à degenerasi parenkimal.
a)      Paru
Pada kegagalan jantung kiri kronik dan obstruksi mitral. Paru: padat, coklat dan fibrosa.
b)      Hepar
Pada kegagalan jantung kanan.
Dini                 : kongesti berat pada hepar.
Kemudian       : kerusakan sel hepar.
Lanjut              : nekrosis dan fibrosis.

c)      Lien
Dini                 : sedikit membesar.
Selanjutnya     : membesar secara makroskopis disertai fibrosis.
d)     Ginjal
Agak membesar, merah tua.
Mikroskopis: glomeruli sangat membengkak.
e)      Organ lain
Usus, lambung dan visera lain: pembengkakan dan darah.
Anggota gerak: khususnya tungkak mengandung darah berlebihan, sering dan edema.

1.2. Akibat kongesti vena yang lama
a.       Pembesaran akibat pembengkakan.
b.      Sianosis
c.       Edema


BAB III
PENUTUP

            Demikian makalah ini kami susun. Kepada para pembaca kami mohon kiranya untuk bisa memberikan saran dan kritik atas makalah ini, sehingga kami bisa memperbaiki dan menjadi lebih baik lagi dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya untuk penyusun dan umumnya untuk para pembaca semuanya. Terima kasih.



DAFTAR PUSTAKA

http:// www.google.com//histologi kongesti
http://www.scribd.com/doc/134800803/Oedema#download



Tidak ada komentar:

Posting Komentar