BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kongesti
Kongesti dan
hiperemi mempunyai pengertian yang sama bila dilihat dari sudut adanya
peningkatan volume darah pada jaringan.
Kongesti adalah keadaan
dimana terdapat darah secara berlebihan (peningkatan jumlah darah) di dalam
pembuluh darah pada daerah tertentu.
Kata lain untuk kongesti
adalah hiperemia.
B.
Penyebab Kongesti
1.
Dilatasi arteriol, sehingga mengakibatkan jumlah darah yang masuk lebih
banyak.
2.
Penyumbatan pembuluh darah, tepatnya di area kapiler sebagai akibat
hambatan aliran darah vena (misal trombus vena).
3.
Kekurangan oksigen.
4.
Obstruksi.
C.
Kongesti Aktif
Timbul jika terjadi dilatasi pembuluh arteriol dan
arteri menyebabkan peningkatan aliran darah kedalam jaringan kapiler kapiler yg
tidak aktif.
misal :
1.
Organ tubuh yg sedang bergerak
aktif.
2.
Kulit yg berwarna kemerahan
karena .
3.
Malu
4.
Keadaan panas dan radang
Obstruksi yang
dapat menyebabkan kongesti dapat berasal dari lumen, misalnya trombosis atau
dari luar lumen seperti tekanan akibat tumor, jaringan parut, hernia, volvulus,
dan lain-lain. Pada obstruksi arus balik vena yang berasal dari ekstremitas
dapat timbul dari bendungan lokal.
D.
Kongesti Pasif
Jenis kongesti
ini lebih sering bersifat kronik. Terjadi bila aliran cairan
tubuh yangmelalui
vena mengalami gangguan. Misal pada sianosis, peningkatan hemoglobin
darah yang mengalami deoksigenasi.
Berdasarkan
waktu serangannya, kongesti pasif dibagi 2, yaitu:
1.
Kongesti pasif akut : berlangsung singkat, tidak ada pengaruh pada jaringan
yang terkena.
2.
Kongesti pasif kronis : berlangsung lama, dapat terjadi perubahan-
perubahan yang permanen pada jaringan, terjadi dilatasi vena.
Contoh kongesti
pasif adalah varises.
E.
Morfologi Jaringan pada Kongesti
Pada potongan
jaringan yang mengalami kongesti akan terlihat penuh sel darah dan tampak
basah. Kongesti pasif misalnya yang timbul akibat sikap berdiri yang lama,
menyebabkan hipoksia kronik. Selanjutnya, bendungan darah yang kurang
mengandung oksigen ini dapat menimbulkan degenerasi atau bahkan kematian sel
parenkim.
Pada pemeriksaan mikroskopi paru yang mengalami kongesti pasif akut dan kronik, kapiler alveol penuh dengan sel-sel darah. Jika alveol ini mengalami perdarahan sedikit saja atau terjadi pemecahan dan fagositosis sisa-sisa eritrosit akan tampak makrofag yang berisi hemosiderin pada rongga alveol. Makrofag ini dinamakan sel payah jantung (heart failure cell). Indurasi coklat (brown induration) terbentuk akibat pengumpulan cairan edema pada alveol dan jaringan interstisium septum alveol yang mengalami fibrosis ditambah dengan adanya pigmentasi hemosiderin.
Pada pemeriksaan mikroskopi paru yang mengalami kongesti pasif akut dan kronik, kapiler alveol penuh dengan sel-sel darah. Jika alveol ini mengalami perdarahan sedikit saja atau terjadi pemecahan dan fagositosis sisa-sisa eritrosit akan tampak makrofag yang berisi hemosiderin pada rongga alveol. Makrofag ini dinamakan sel payah jantung (heart failure cell). Indurasi coklat (brown induration) terbentuk akibat pengumpulan cairan edema pada alveol dan jaringan interstisium septum alveol yang mengalami fibrosis ditambah dengan adanya pigmentasi hemosiderin.
Pada gangguan
hati yang disebut sebagai hati pala, lobulus sentral berwarna merah-biru,
dikelilingi jaringan hati yang tidak mengalami bendungan. Hati pala ini akan
dijumpai pada obstruksi kronik vena kava inferior. Pada pemeriksaan mikroskopi,
vena sentral dan sinus bengkak dipenuhi sel-sel darah. Gambaran sel hati dapat
berbeda untuk kelainan yang tidak sama. Pada hati pala hepatosit sentral
seringkali mengalami atrofi sekunder akibat hipoksia kronik. Tetapi pada gagal
jantung berat, sel-sel ini akan mengalami nekrosis, yang biasanya disebut
sebagai nekrosis hemoragik sentral. Sedangkan hepatosit perifer, yang tingkat
hiposianya lebih ringan, mengalami perlemakan.
Kongesti
atau hiperemia adalah peningkatan jumlah darah dalam jaringan.
1.
Kongesti Aktif
Merupakan dilatasi arterial dan
kapiler.
Terjadi pada latihan dan pada
peradangan.
2.
Kongesti Venosa Pasif
Merupakan stasis vena.
Dapat akut atau kronik, setempat
atau U.
3.
Kongesti Venosa Akut Pasif
Organ/jaringan merah tua, berisi
penuh dengan darah.
a. Setempat : Karena abstruksi mendadak dari aliran balik
vena (venous return).
Contoh:
trombosis vena.
b. Umum : Anoksia.
4.
Kongesti Venosa Kronik Pasif
a.
Setempat : Disebabkan
obstruksi vena yang lama dengan atau tanpa trombosis. Terjadi karena pembesaran
lomfonodul, tumor, massa lain yang menekan vena.
b.
Umum : Pada
kegagalan jantung kronik.
1.1. Perubahan organ pada kongesti
venosa pasif:
Kongesti ringan à hiperemia.
Lebih berat atau lama à anoksia jaringan à degenerasi
parenkimal.
a) Paru
Pada
kegagalan jantung kiri kronik dan obstruksi mitral. Paru: padat, coklat dan
fibrosa.
b) Hepar
Pada
kegagalan jantung kanan.
Dini : kongesti berat pada hepar.
Kemudian : kerusakan sel hepar.
Lanjut : nekrosis dan fibrosis.
c) Lien
Dini : sedikit membesar.
Selanjutnya : membesar secara makroskopis disertai
fibrosis.
d) Ginjal
Agak
membesar, merah tua.
Mikroskopis:
glomeruli sangat membengkak.
e) Organ lain
Usus,
lambung dan visera lain: pembengkakan dan darah.
Anggota
gerak: khususnya tungkak mengandung darah berlebihan, sering dan edema.
1.2. Akibat kongesti vena yang lama
a. Pembesaran
akibat pembengkakan.
b. Sianosis
c. Edema
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah ini kami susun. Kepada para pembaca kami
mohon kiranya untuk bisa memberikan saran dan kritik atas makalah ini, sehingga
kami bisa memperbaiki dan menjadi lebih baik lagi dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya untuk penyusun dan umumnya untuk para
pembaca semuanya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/134800803/Oedema#download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar